Thursday, December 22, 2011

THE PRINCESS MAN EP 13

Seung yoo melihat mereka diantara perasaan sedih dan marah. wajahnya tanpa gairah namun memancarkan kebencian. Seung yoo berlalu meninggalkan mereka. Se ryeong marah dan berusaha melepaskan diri dari pelukan Sin Myeon. ‘Walaupun kita akan segera menikah, beraninya kau berbuat kasar padaku. Jangan pernah berfikir untuk bisa memiliki hatiku.’
Dengan lembut Sin Myeon berkata: Perlahan aku akan membuka hatimu.’ dan ia pun meninggalkan Se ryeong ( kasihan sekali Sin Myeon, walaupun sikapnya dingin sebenarnya dia baik hati….dia hanya ngga beruntung gara-gara jadi anaknya Sin Sook joo.. :( ..hiks )
Se ryeong memandangi punggungnya. Sementara itu Seung yoo berjalan menyusuri jalan-jalan kota. Di benaknya terngiang banyak peristiwa yang berkaitan dengan Sin Myeon dan Se ryeong, fakta bahwa Se ryeong adalah putri pembunuh ayahnya dan Sin Myeon yang menghianati persahabatan.
P Sooyang menegur putrinya atas tindakannya membawa pergi menantu Kim Jeong seo dan anaknya. Beraninya kau melawan hukum negara. Se ryeong mendebat ayahnya. Ia memiliki argumentasinya sendiri: Menolong orang yang menderita kau sebut sebagai melanggar hukum? Kali ini P Sooyang tetap tidak mengubah pendapatnya, ia hanya berkata pada Se ryeong: Kelak kau akan tahu bahwa apa yang telah ayahmu lakukan ini adalah yang terbaik bagimu dan keluarga kita. Ayah dan anak mulai bersitegang karena pendapat dan pandangan mereka yang berseberangan. Tetapi seperti biasa di hadapan keluarganya, Apalagi Se ryeong, ia tidak pernah bisa marah pada putri kesayangannya itu ( ck…ck…ck….luar biasa ).
Seung yoo tiba di depan gerbang kantor polisi dimana kepala ayah dan pengikutnya pernah ditancapkan pada sebuah bambu dan menjadi tontonan. Kenangan itu membuatnya merasakan sakit kembali. Ia bertanya pada seseorang di tempat itu, apa yang terjadi dengan kepala-kepala itu kemudian? Jawabannya membuat Seung yoo shock. Mungkin dikubur atau bisa saja dibuang di hutan dan menjadi makanan binatang buas. Bisa dibayangkan betapa terpukulnya Seung yoo. Kenangan masa-masa bahagia bersama keluarganya di masa lalu muncul kembali.
Di rumah pelacuran, para preman datang. Mereka adalah anak buah Gong Chil goo. Mereka datang mencari Jo Seok ju karena mendengar bahwa pria itu sudah kembali. Seok ju hendak keluar tapi dilarang oleh Nyonya pemilik bar. Ia tak mau ada kerbutan. Wanita itu mendatangi mereka dan dengan tegas mengatakan Seok ju tidak ada disana. Mereka marah dan menyandera seorang gadis bar, dan memaksa agar Seok ju keluar. Seung yoo masuk, semua melihat ke arahnya. “Siapa kau?” tanya penjahat itu. “Kau terlihat seperti orang baru.” Seung yoo tidak menjawab dan para preman menyerangnya. Terjadilah perkelahian antara Seung yoo dengan para preman, seung yoo menang. Seok ju datang menengahi dan memandang tajam pada Seung yoo.
Jika kau membunuh mereka semua apakah itu akan meredakan kemarahanmu? tanya Seok ju. ‘ Siapa kau sebenarnya?’. Salah seorang gadis bar ( ternyata yang ini adalah waria…hehe ) menanyakan nama Seung yoo. seung yoo menjawab bahwa ia tak punya nama. Nyonya pemilik bar bertanya, apa yang akan kau lakukan disini? Tanpa gairah seung yoo menjawab ia tak punya tempat tujuan lagi.
Akhirnya Nyonya pemilik bar bersedia memberikan tempat tinggal dengan syarat Seung yoo bekerja padanya sebagai pengawal, mengawal gadis-gadis penghibur itu. Seok ju keberatan, kelihatannya ia sedikit mencurigai identitas seung yoo. Tetapi akhirnya Seung yoo menerima pekerjaan itu.
Di tempat lain Gong Chil goo mengamuk dan menghajar anak buahnya. Gong Chil goo diberitahu bahwa Seok ju datang membawa seseorang yang sangat menakutkan untuk bertarung engan Chil goo. Gong Chil goo semakin murka.
Seung yoo teringat percakapan terakhirnya dengan Se ryeong. Namaku Lee Se ryeong, kumohon bertahanlah dan kembali untuk membunuhku. Aku bersedia mati di tanganmu…Seung yoo menarik pedangnya. Di tempat lain se ryeong memikirkan Seung yoo, saat terakhir melihat Seung yoo dan berita tenggelamnya kapal mereka.
Rencana pernikahan disusun ulang. Lady Sooyang menasehati putrinya panjang lebar dan meminta Se ryeong menemui putri.
Di kediaman putri, P Keum Seong sedang membeberkan rencananya pada Jeong jong dan putri. P Keum Seong berusaha memanfaatkan kedekatan Jeong jong untuk melemahkan Sin Myeon. Jeong jong menolak, tapi sia-sia. P Keum seong telah menyiapkan segalanya. Jeong jong harus ada di dekat Sin Myeon. Ia juga sudah menyiapkan 3 pengawal khusus untuk membantu tugas Jeong Jong. Mereka akan menyamar sebagai bodyguard Keum Seong.
Dalam perjalanan menuju rumah putri, Se ryeong bertemu P Keum Seong. Ia memberi hormat pada pamannya dan P Keum Seong berjanji akan menghadiri pernikahan keponakannya itu ( tentu saja dengan tujuan lain )
Se ryeong memberi hormat pada putri. Putri menatapnya dengan sedih, tidak seperti biasanya kali ini putri menatap Se ryeong dengan iba. Ia memberi sedikit nasehat dan memberikan sesuatu pada Se ryeong. Ternyata cincin yang pernah dibelikan Seung yoo untuk ‘putri palsu’. Se ryeong meneteskan air mata, putri berusaha untuk tidak menangis. Ini mungkin akan menjadi pemberian terakhir dariku, kata putri. Se ryeong terus saja memandangi cincin itu dan memakainya di jari manis.
Jeong Jong merasa tertekan dengan tugas yang diembannya. Ia merasa tidak mampu melaksanakannya. Ia masih sedih kehilangan seung yoo, kini harus menghadapi Sin Myeon. Tetapi putri berpendapat lain. Selama itu untuk melindungi adiknya, ia rela bahkan untuk mempertaruhkan hidupnya. Putri memberi semangat pada Jeong jong.
Sin Myeon sedang merenug di ruang kerjanya ketika seorang pelayan kediaman putri datang membawa pesan bahwa Jeong Jong bersedia menjadi pendamping mempelai pria ( huhang ) seperti yang pernah dilakukannya ketika Jeong jong menikah. Sin Myeon sangat gembira mendengarnya.
Salah seorang pengawal P Keum Seong berhianat. Ia melaporkan rencana P Keum Seong pada anak buah Sooyang bahwa Keum Seong tengah merencanakan sebuah ‘pertunjukan besar’ di hari pernikahan Se ryeong. P Sooyang diberitahu bahwa putri dan Jeong Jong juga akan dilibatkan dalam persekongkolan ini. P Sooyang meminta untuk merahasiakan rencana ini.
Seung yoo mulai melaksanakan tugasnya sebagai pengawal. Ia berpakaian layaknya seorang pendekar. Ia terlihat begitu tampan berdiri mengawasi para tamu. Para wanita penghibur menjadi terpesona bahkan sampai mengabaikan tamu. Seorang tamu mulai marah dan berusaha mengganggu Seung yoo dengan menyiram mukanya dengan minuman keras, melemparinya dengan makanan bahkan pisau. Wang No geol disebelahnya ketakutan tetapi Seung yoo tak bergeming. Tamu itu merasa disepelekan dan berusaha menyerang Seung yoo. Tetapi Seung yoo dapat mematahkannya dengan satu tangan.
Seung yoo berusaha mencari tahu keadaan kakak ipar dan keponakannya di kantor polisi. dari mereka, Seung yoo mendapat informasi bahwa tawanan wanita dijadikan sebagi budak. Tiba-tiba Sin Myeon datang, Seung yoo segera menyembunyikan wajahnya. dan setelah Sin Myeon pergi, para pengawal menggunjingkan dirinya. Ia terlihat semakin tampan karena akan segera menikah. Ia akan menjadi keluarga kerajaan dalam waktu dekat karena menikahi putri P Sooyang. Seung yoo mendengar semuanya.
Di tempat lain ia justru mendengar kabar kalau kakak ipar dan keponakannya telah terjun ke sungai. Mereka mengalami hidup yang sangat berat karena anak itu menderita sakit parah. Seung yoo tidak percaya tetapi wanita itu memastikan kebenarannya. Seung yoo mengamuk. Para pengawal di rumah itu keluar dan menghajar Seung yoo. Pemilik rumah datang, untung ia tidak mengenali wajah Seung yoo.Seung yoo kembali dengan langkah gontai, ia telah kehilangan semangat hidupnya sekali lagi.
Malamnya ia lampiaskan segala kegalauan hatinya dengan melatih bela diri mati-matian. Ia mendengar percakapan Wang No geol dengan gadis bar yang seorang waria itu. Wang No geol bertanya apa hubungan Seok ju deng Gong Chil goo, mengapa mereka bermusuhan? Ternyata Chil goo adalah mantan orang kepercayaan Seok ju yang menghianati Seok ju dengan memanfaatkan anak gadisnya. Seung yoo mendengar perkataan itu, kemarahannya semakin menjadi-jadi pada Se ryeong dan Sooyang.
Jeong jong dan Sin Myeon bertemu, pertemuan berlangsung dengan suasana kaku, masing-masing menyimpan perasaannya. Kembali dari bertemu Sin Myeon, Jeong jong terlihat bimbang namun dengan ceria ia berkata pada putri bahwa ia akan selalu melindungi putri dan raja. Putri tersentuh dengan kesungguhan Jeong jong.
Se ryeong pergi ke kuil, Seung yoo mengikutinya dari belakang. Sin Myeon datang ke kediaman Se ryeong untuk memberikan hadiah pernikahan, tetapi pelayan mengatakan bahwa Se ryeong pergi ke kuil. Sin Myeon menyusulnya. Se ryeong berjalan di sepanjang jalanan kota, lalu berhenti di depan rumah gisaeng, dimana ia dan seung yoo pernah berjanji untuk saling bertemu. Teringat masa-masa indahnya bersama Seung yoo. Seung yoo memandanginya dari jauh.
Sin Myeon menunggu Se ryeong di kuil. Di tengah jalan,Seung yoo bersiap hendak menyerang Se ryeong dengan talinya, tiba-tiba seseorang memanggil: Nona!! ternyata Sin Myeon. Seung yoo mengurungkan niatnya. Sin Mteon memberikan hadiah berupa hiasan rambut yang indah untuk Se ryeong, gadis itu menerimanya dan meminta ijin untuk berdoa.
Se ryeong meletakkan cincin Seung yoo diatas altar dan berdoa, mendoakan Seung yoo. Seung yoo melihat semuanya dari persembunyiannya. Setelah Se ryeong pergi, ia mengambil cincinnya. Tiba-tiba gadis itu teringat kenangannya dan kembali hendak mengambil cincinnya. Namun cincin itu sudah raib. Ia berusaha mencarinya dan melihat sesosok tubuh berbaju gelap di balik pohon dan berusaha meminta kembali cincinnya.
Seung yoo berdiri membelakangi se ryeong. “Aku tidak tahu siapa dirimu, kumohon kembalikan cincinku. Cincin itu sangat berharga bagiku, itu milik kekasihku dan aku mencintainya lebih dari apapun.” Mendengar kata-kata Se ryong, Seung yoo yang semula hendak pergi langsung menghentikan langkahnya. Tetapi akhirnya ia tetap pergi juga tanpa menoleh sedikutpun. Se ryeong terkejut, salah satu cincinnya sudah hancur. Ia mengambilnya dengan sedih.
Pesta pernikahan. semua sibuk mempersiapkan pesta. Hidangan lezat dan dekorasi yang indah dipasang. Se ryong memberi hormat pada ayah dan ibunya. Mereka menasehati dan memberi selamat atas pernikahan putri mereka, tak terkecuali adik-adik Se ryeong. Jeong jong bersiap menghadiri pernikahan sahabatnya itu. Putri agak mengkhawatirkannya dan berpesan: “Jaga dirimu baik-baik”. Jeong jong tersenyum menggoda istrinya. “Ada angin apa gerangan sampai putri mengkhawatirkanku?” tanyanya. Putri menjadi malu dan berusaha mengalihkan pembicaraan tetapi Jeong jong memeluknya. Putri sangat terkejut, sikapnya menjadi kaku. Tetapi dengan lembut Jeong jong kembali menegaskan bahwa dirinya akan melindungi putri. Putri menangis terharu dan sikapnya mulai melunak. Ia bahkan menyandarkan wajahnya di bahu Jeong jong.
P Keum Seong bersiap, Jeong jong mendekatinya. Ia memohon pada P keum Seong jika kelak misinya berhasil, ia meminta P Keum Seong membiarkan Sin Myeon tetap hidup. Tentu saja P Keum Seong menolak, apakah kau sudah lupa dengan apa yang dilakukannya selama masa kudeta? Jeong jong mengancan akan membatalkan keikutsertaannya. Akhirnya P Keum Seong mengalah dan berjanji akan membiarkan Sin Myeon tetap hidup.
Sin Myeon terlihat bahagia melihat kedatangan Jeong jong.
Pengawal P Sooyang berjaga ketat di sekitar kediaman mereka. P Sooyang dan anak buahnya tengah menyusun strategi. Diam-diam Seung yoo menyelinap masuk dengan menyamar sebagai pembawa barang.
Se ryeong mendapat nasehat pernikahan dar ibunya, ia teringat kata-kata Seung yoo saat menjadi gurunya ia pernah mengatakan bahwa setelah menikah, wanita adalah bayangan bagi suaminya. Se ryeong meneteskan air mata.
Meski wajahnya dirias dengan cantik dan mengenakan pakaian pengantin yang sangat indah, se ryeong tak berhenti menangis. Yeo ri sedih melihat penderitaan majikannya itu. Mempelai pria datang bersama rombongan dengan pemimpin rombongannya adalah Jeong jong. P Keum Seong juga hadir dan disambut dengan ramah oleh P Sooyang bahkan mereka masih sempat berbasa-basi.
Se ryeong nampak sangat tertekan. Bayangan kenangan bersama Seung yo terus saja mengganggunya, saat Seung yoo menciumnya di sungai. Ia melamun, seseorang berdiri di belakangnya, menegndap-endap mendekati dengan sebuah tali dan membunkap mulut Se ryeong dengan tali itu… Seung yoo……
 
 
sumber: dunianyasari.blogspot.com

No comments:

Post a Comment